Sungai dapat memberi banyak manfaat dan juga dapat menjadi bencana jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu permasalahan yang sering terjadi di sungai adalah terjadinya erosi di tepi sungai, hal ini dapat terjadi karena perubahan pada hulu yang berlangsung secara menerus akhirnya menyebabkan morfologi sungai menjadi dinamis dan terus mengalami perubahan. Perubahan tataguna lahan dibagian hulu Sungai Konaweha, Provinsi Sulawesi Tenggara dari hutan menjadi sebagai lokasi tambang dan perkebunan menyebabkan perubahan signifikan dibagian hilir sungai Konaweha. Erosi yang terjadi di tebing sungai mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan dan permuhaman disekitarnya.
Hal ini yang mendorong Tim dari Program Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Air melakukan penelitian dengan tema Groyne Sebagai Perlindungan Erosi Tepi Sungai (Studi Kasus Di Sungai Konaweha, Sulawesi Tenggara). Andi Patiroi, ST., M.Eng. selaku ketua tim menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan penelitian dasar yang tujuannya untuk mendapatkan solusi alternatif untuk mengatasi erosi tepi sungai dengan menggunakan groyne tipe permeabel sebagai struktur untuk mengatur dan mengontrol aliran sungai. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah gabungan kuantitatif dan kualitatif.
Analsis terhadap kehandalan groyne dilakukan dengan model matematis menggunakan aplikasi IRIC untuk mengatahui seberapa besar kecepatan aliran dapat diredam di tepi tikungan sungai yang tererosi. Data hujan selama 10 tahun digunakan untuk menentukan debit banjir rencana periode ulang 10 tahun di DAS Konaweha.
Patiroi menjelaskan bahwa berdasarkan hasil peneltian ini dapat disimpulkan bahwa pemasangan krib di tikungan luar sungai dapat diperdiksikan mampu mengurangi kecepatan aliran sungai mencapai 74% atau dari kecepatan awal rata-rata 2.5 m/det menjadi rata-rata 0.68 m/det. Hal ini tentu saja diharapkan dapat meminimalisir terjadinya erosi. Penelitian dapat berjalan dengan lancar berkat dukungan dari berbagai unit antara lain Pusat data dan Informasi, Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan, dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari yang telah membantu memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini.